
SANUSI adalah ketua KPU Kota Tangerang periode 2013-2018 yang juga membidangi Divisi SDM dan Partisipasi Masyarakat.
Setamat sekolah menengah atas di Madrasah Aliyah Hayatan Thayyibah, Sukabumi, Pane kemudian melanjutkan pendidikan tingginya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tangerang Selatan.
Pengalaman kepemiluan Pane, begitu ia biasa disapa, dimulai pada 2004 saat menjadi relawan JPPR (Jaringan Pendidikan Pemilih untuk Rakyat). Setelah 2004, Pane memilih berprofesi sebagai jurnalis. Ia bekerja untuk Harian Tangerang Tribun, Harian Tangerang Ekspres, lalu Harian Satelit News.
Dunia jurnalis membawa dia akrab dengan liputan politik, termasuk penyelenggaraan pemilu dan pilkada. Pada 2007 ia masuk dalam desk yang bertugas meliput Pilkada Kabupaten Tangerang, Pilkada Kota Serang 2008, khusus Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden 2009, pilkada Kota Tangerang Selatan 2010, Pilkada Banten 2011, dan Pilkada Kota Tangerang 2013. Lantaran sangat dekat dengan berbagai peristiwa politik, dia pun dijuluki—oleh kalangan rekan-rekannya—sebagai wartawan spesialis politik.
Dalam periode menjadi ketua KPU Kota Tangerang, pria yang gemar olahraga, membaca, dan menulis ini memiliki sejumlah kenangan. Pada Pemilu Legislatif 2014 saat ada kebijakan penambahan satu TPS di Lapas Wanita Tangerang, dalam waktu sekira 8 jam ia dan seorang rekan bertanggung jawab menyiapkan 64 item logistik, padahal seluruh logistik sudah tidak di kantor. Tapi dua jam sebelum TPS dibuka, seluruh kelengkapan TPS terpenuhi. Sejak kejadian itu ia hafal semua logistik TPS. Pegalaman lain yang melekat dalam ingatannya adalah saat meninjau pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang pada Pemilu Presiden 2014 di TPS 20, Perumahan Metro Permata, Karang Tengah—satu-satunya TPS yang menggelar Pemungutan Suara Ulang (PSU) dari 3.000 TPS di Kota Tangerang. Di TPS itu Pane sempat tidak dikenali dan dianggap penyusup oleh ketua KPPS. Namun, setelah berkenalan akhirnya ketua KPPS pun mengerti.
Dalam penyelenggaraan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Banten 2017, satu di antara sejumlah kenangan adalah saat menghadapi ratusan pengunjuk rasa yang menuntut dilakukan PSU di Kota Tangerang. Di hari pelaksaanaan rekapitulasi itu, ketika jeda, seluruh komisioner KPU Kota Tangerang menemui para pengunjuk rasa dan ia menjawab tuntutan itu dengan berorasi di atas podium kendaraan bak terbuka. Setelah itu, pengunjuk rasa pun membubarkan diri dengan tertib. Kenangan itu menjadi pengalaman berharga bagi pria berdarah Betawi ini. Dengan itu ia bertekad untuk selalu sigap, sederhana, dan menghormati orang lain dalam bingkai asas penyelenggara pemilu.